Tangis terurai dalam malam
Menyibak tirai kealfaan
Ada duka tak terukur
Terdiam tanpa nyawa
Tetes demi tetes itu berarti
Jerit bathin merintih
Tapi bukan karna sakitnya penghianatan
Melainkan tergores sembilu penyesalan
Mata tertutup kemilau sang raja
Hati berharap setitik embun
Malam tak hantarkan segera
Impian melayang bersama debu yang menerpa
october
13 tahun yang lalu
1 komentar:
Ketika malam diselimuti dingin
Rumah disekeliling gereja
Tak terasa ada sosok yang membuatku terjaga
Sebab waktunya berbeda dengan manusia
Bergegas aku menuju ruangan yang hina
Kubersihkan semua kotoran yang ada padaku
Saat itu ku berfikir sejenak
Mengapaku terjaga pAdahal bumi gelap gulita
Teringat akan surat cintanya
Mengajurkan untuk bergerak pada malam hari
Diiringi dengan khusu’ dan tadbur
Seketika langsung ku laksanakan
Berkali-kali ku jalani
Tak terasa semakin ku minati
Karena ini adalah sunnah Nabi
Bertambah keinginanku dalam hal ini
Syukur tak terhingga
Terucap dari hati yang lembut dan lidah tak bertulang
Menjadikan insan yang selalu puas
Terhadap suka derita yang diberi
Kemanakah ku harus melangkah
Tatkala datang bencana menimpa
Hadapilah dengan sabar dan syukur.
Posting Komentar